Karya Ilmiah Tentang pergaulan bebas remaja
MENJAUHKAN
PERILAKU BEBAS REMAJA
DI
LINGKUNGAN KABUPATEN BEKASI
DENGAN CARA PENYULUHAN
PENYUSUN
Santika
SMP Negeri 3 Tambun Utara
IX.4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan atas
kehendak-Nya semua proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu proses pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada Bu Tamariah
yang telah memberikan saran,teman-teman khususnya santika yang telah ikut
memberikan motivasi , doa dan buah pikirannya sehinga kami terus berusaha
pantang menyerah dan terus bersemangat dalam menghadapi rintangan yang
menghalangi penulisan karya ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Menjaukan
Perilaku Bebas di Lingkungan Kabupaten Bekasi Dengan Cara Penyuluhan"yang
berisi tentang pengertian Pergaulan bebas, Faktor-Faktor penyebab
pergaulan bebas, serta dampak pergaulan bebas dikalangan remaja.
Tak ada gading yang tak retak tak ada sesuatu yang
sempurna, begitu juga dengan Karya Tulis Ilmiah ini, kami menyadari bahwa Karya
Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Jika masih ada kekurangan kmi ucapkan mohon
maaf. Untuk itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan karya ilmiah ini untuk ke depan.
Bekasi,13 Maret
2017
Penulis
2
Daftar
Isi
Kata Pengahantar............................................................................................................................................. 2
Daftar Isi.......................................................................................................................................................... 3
Bab I
Pendahuluan.......................................................................................................................................... 4
1.1 Latar
Belakang Masalah............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan
Penulisan........................................................................................................................................ 5
1.4 Metode
Penulisan...................................................................................................................................... 5
1.5 Manfaat
Penulisan..................................................................................................................................... 5
1.6 Sistematika
Penulisan................................................................................................................................ 6
Bab II Isi atau
Pembahasan............................................................................................................................. 7
Bab III Penutup............................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................................ 15
3.2 Saran.......................................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................................................................. 16
3
BAB
I
PENDAHULUAN
Ø LATAR
BELAKANG
Pergaulan
merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang
individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik
pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif
itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal –
hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke
pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang
masih mencari jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan terjadi pada seorang
remaja.
Remaja
berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Remaja
diamana merupakan calon penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan
memajukan bangsa dengan menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan.
Namun, pada kenyataanya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia berdampak pada
pola pikir dan gaya hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada
remaja di Indonesia saat ini.Karena seorang individu atau remaja sukanya
bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan bebaspada diri remaja.Pergaulan
bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia
adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan
hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau
bisa juga disebut pergaulan liar. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan
sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan
liar.Cara mengatasi masalah pergaulan bebas yaitu Pentingnya kasih sayang dan
perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun, Pengawasan dari
orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan
bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia
akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia
dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya,Seorang anak
hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan
teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa
terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4
Ø RUMUSAN
MASALAH
a. Apakah
Pengartian Pergaulan ?
b. Apa
Pengertian Remaja?
c. Apa
Pengertian Pergaulan bebas?
d. Apa
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas?
e. Bagaimana Akibat yang di timbulkan?
f. Bagaimanakah
Solusi mencegah Pergaulan Bebas?
Ø TUJUAN
PENULISAN
1. Agar
siswa mengetahui pengertian pergaulan.
2. Agar
siswa mengetahui pengertian Remaja.
3. Agar
siswa mengetahui pengertian pergaulan bebas.
4. Agar
siswa mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas.
5. Agar
siswa mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas.
6. Agar
siswa mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas.
Ø METODE
PENULISAN
1. Kajian
Pustaka
2. Internet
Ø Manfaat
Penulisan
1. Untuk
diri sendiri agar kita terhindar dari perilaku yang bebas karena perilaku yang
terlalu bebas akan berbahaya seperti HIV dst.
2. Untuk
Orang tua agar selalu mengawasi anak – anaknya seupaya terhindar dari perilaku
bebas remaja.
3. Untuk
sekolah agar selalu memberikan nasihat kepada para muridnya supaya terhindar
dari perilaku yang menyimpang.
Ø Sistematika
Penulisan
Kata Penghantar,Daftar Isi,Bab I Pendahuluan,Latar Belakang,Rumusan
Masalah,Tujuan Masalah,Metode Penulisan,Sistematika Penulisan,Manfaat Penulisan,Bab
II Isi atau Pembahasan,Bab III Penutup,Kesimpulan,Saran,Daftar Pustaka
5
BAB
II
PEMBAHASAN
Ø PENGERTIAN
PERGAULAN
Pergaulan merupakan proses
interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu,dapat juga oleh
individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa
manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai
makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.Pergaulan
mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan
yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat
berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang
positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan
bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari
jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru
yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
Ø PENGERTIAN
REMAJA
Remaja berasal dari kata latin
adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang
jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa
atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan
psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir
atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
6
Hal senada diungkapkan
oleh Santrock (2003: 26)bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis,kognitif,dansosial-emosional.Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja
akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12
– 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21
(Deswita,2006:192).Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti
Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa
remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan
rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik,maupun psikologis.Masa remaja merupakan
masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia
melewati masa remajanya dengan kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan
kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa
remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan
berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan
selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam
perjalanan hidupnya.Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam
memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh
dan berakhir pada usia baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada
dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara usia
11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi (masa peralihan)
dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi
diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi
dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya
belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja), manusia banyak
mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan
fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).
Ø PENGERTIAN
PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM
setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh
dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu
melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap
mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
7
Jadi, kalau secara medis kalau
pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma
hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.Pergaulan
bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari
pergaulan yang benar , pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk dari
pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.
Ø FAKTOR
PENYEBAB PERGAULAN BEBAS
Ada
beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain – yang banyak mempengaruhi
terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:
1. Faktor
Orang Tua
Para
orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh
media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat
memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan
jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari
orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:
a. Faktor
kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa
bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak
muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana
mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini
sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
b. Faktor
kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka
cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda,
nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika
sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat
c. Faktor
ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang
menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya
dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak
yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak
tahu apa yang harus merekaper buat.
2. Faktor
Agama Dan Iman.
Agama
dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup
mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan
keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut
kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana
yang tidak.
8
3. Perubahan
Zaman
Seiring
dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih
sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka
untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
4. Faktor
Dari Kaum Sendiri.
Orang
Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang pertama menyadari
akan kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan .Adapun beberapa factor
yang datang dari orang muda, yaitu:
1. Faktor
Kesadaran Atau Kedewasaan
Faktor
ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang
memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan,
memutuskan dan melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia
masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang
menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting,
belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga
sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang
muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau
dialaminya.
2. Faktor
Budaya
Orang
muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman
sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan
sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya
iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya
3. Faktor
Keseimbangan Hidup
Orang
muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan sedang
mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitanya, dll. Kondisi ini jika tidak
didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan
pendampingan dari seorag senior yang handal akan berakibat fatal. Maka banyak
kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.
4. Faktor
Keyakinan
Ini
sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang
muda yang imannya tidak handal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan
dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka. Sebaliknya
yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai dalam
damai sejahtera.
9
Ø DAMPAK
YANG DITIMBULKAN DARI PERGAULAN BEBAS
Secara umum akibat yang ditimbulkan
dari pergaula nbebas ada3,antara lain:
a. Bagi
Diri Remaja Itu Sendiri
Akibat dari kenakalan yang dia
lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik
dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan
tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang
dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena
gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku
kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek,
berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi
moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan
terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.
b. Bagi
Keluarga
Anak merupakan penerus keluarga
yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak
mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam
kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini
sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam
dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannyauntuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan
narkotika.Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.
Bagi Lingkungan Masyarakat
Di dalam kehidupan bermasyarakat
sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu
ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang
dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi
kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan
buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang
sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.
10
Ø SOLUSI
(PENCEGAHAN) PERGAULAN BEBAS
Pergaulan
bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja, tetapi masyarakat
pun juga dibuatnya resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat dicegah dengan
cara – cara berikut :
1. Pentingnya
kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan
apapun.
2. Pengawasan
dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan
bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga,
dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia
dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.
3. Seorang
anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul
dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa
terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani
4. Pengawasan
yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan
lain-lain.
5. Perlunya
bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan
manayang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6. Perlunya
pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.
11
BAB
III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Pergaulan
mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan
yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat
berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang
positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan
bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari
jati dirinya.Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru
yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Remaja sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu
masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21.
Akibat
yang ditimbulkan pada pergaulan bebas yaitu:
a. Bagi
Diri Remaja Itu Sendiri
Kenakalan yang dilakukan yang
dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena
gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku
kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek,
berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi
moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika.
b. Bagi
Keluarga
Para orang tuanya apabila anaknya
berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan
didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus.
c. Bagi
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat menganggap remajalah
yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman
masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.
12
Ø Saran
Semoga dengan karya ilmiah ini anda dapat memahami makna
materi yang saya bahas.Setelah memahaminya janganlah berbuat menyimpang atau
suka bergaul bebas karena itu dapat merusak nama baik dirimu,keluarga,dan
dilingkungan masyarakatmu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Enterprise,Quantum.2010.Etika pergaulan remaja dalam
pandangan.
http://dunia
remaja
gg.blogspot.com/2010/10/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan.html.Akses.November
2012
Gunarso,singgih D.1988.Psikologi
perkembangan.Jakarta:PT Gramedia
Islamsinia,Sabila.2010.psikologi remaja dan
krakteristik
http://dunia remaja
gg.blogspot.com/2010/10/psikologi-remaja-karakteristik-dan html.Akses:Desember
2010.
Sastro Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan
Reproduksi. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.
Winjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
www.google.com\\seks_bebas\ diakses 18 Mei 2008.
Komentar
Posting Komentar