Karya Ilmiah Tentang Etika Dan Moral Pelajar
MENINGKATKAN ETIKA DAN MORAL PELAJAR
SMP
NEGERI 3 TAMBUN UTARA
DENGAN
PROGRAM 5S
Penyusun
Santika
SMP NEGERI 3 TAMBUN UTARA
IX.4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Meningkatkan Etika dan Moral Pelajar
SMP 3 Tambun Utara Cara 5S
”.
Dan kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Orang
Tua yang telah memberikan izinnya , materil , dan doanya sehingga kita dapat
mengerjakan karya ilmiah ini.
2.
Bu
Tamariah guru bahasa Indonesia kami yang telah memberikan bimbingan dan saran
sengga kita dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
3.
Santika
yang telah membantu dalam peroses pembuatan karya ilmiah ini.
Dan semua pihak yang
telah membantu terselesainya karya ilmiah ini. Mudah-mudahan karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis berharap
semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan
dalam pembuatan karya ini penulis mohon maaf, karena penulis mennyadari karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Bekasi, 10 Maret
2017
Penyusun,
2
Daftar
Isi
Kata Pengahantar............................................................................................................................................. 2
Daftar Isi.......................................................................................................................................................... 3
Bab I
Pendahuluan.......................................................................................................................................... 4
1.1 Latar
Belakang Masalah............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan
Penulisan........................................................................................................................................ 5
1.4 Metode
Penulisan...................................................................................................................................... 5
1.5 Manfaat
Penulisan..................................................................................................................................... 5
1.6 Sistematika
Penulisan................................................................................................................................ 6
Bab II Isi atau
Pembahasan............................................................................................................................. 7
Bab III Penutup............................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................................ 15
3.2 Saran.......................................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................................................................. 16
3
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa
yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan
etika menurut filsafatdapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika membahasa
tentang tingkah laku manusia.
Tujuan
etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan
buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam
usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan
masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran
(kriteria) yang berlainan.
Secara
metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek
dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu
lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang
normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut baik dan buruk .
Moral
berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila.
Moral adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
kemajuan tersebut tidak diikuti dengan
majunya perilaku siswa. Penyebabnya sistem pendidikan kita yang mayoritas
menilai kelulusan hanya kecerdasan intelektual saja alias angka-angka yang ada
di raport dan ijazah. Padahal secara sederhana tujuan pendidikan nasional
adalah menciptakan kecerdasan intelektual dan emosional atau spiritual. Saat
ini perilaku pelajar sangat mengkhawatirkan seperti menjauh dari ajaran agama,
kurangnya rasa hormat terhadap orang yg lebih tua, siswa yang merokok, model
pakaian, hingga perbuatan yang menjurus asusila.
Saat ini jika
diperhatikan hanya sedikit pelajar yang melaksanakan ibadah berjamaah. Mereka
cenderung lebih suka berkumpul dengan teman-teman sebaya sekalipun waktu solat
telah tiba. Apalagi yang mengaji dan ibadah lainnya. Selain itu perilaku
pelajar saat ini terlihat kurang menghormati orang tua seperti berani
membentak, melawan, bahkan melakukan kekerasan fisik. Sesuatu yang benar-benar
tidak sesuai dengan budaya kita sebagi orang timur.
4
![]() |
Program 5S yaitu
program yang membentuk etika siswa dengan cara senyum, sapa , salam, sopan,
santun
Perilaku lainnya yang
mengkhawatirkan adalah meningkatnya jumlah pelajar yang merokok dari tahun ke
tahun. Saat ini sudah dapat kita temui pelajar kelas 4 SD yang sudah bisa
bahkan terbiasa merokok.Dua puluh tahun yang lalu pelajar yang merokok
mayoritas mereka yang berstatus pelajar SMA Untuk masalah satu ini,, mereka
tidak dapat disalahkan seutuhnya karena mereka melihat perilaku orang tua
mereka yang merokok bahkan terbiasa disuruh membeli rokok sehingga mereka ingin
mencobanya.
Model pakaian pelajar
wanita sekarang sungguh memprihatinkan karena tidak sedikit yang berpakaian
ketat dan rok di atas lutut yang terlalu tinggi naiknya. Pakaian seperti itu
juga tidak nyaman dilihat. Menurut saya ini salah satu efek negatif globalisasi
karena model pakaian seperti itu berasal dari luar. Hal ini juga tidak sesuai
budaya pakaian kita yang cenderung lebih tertutup dan sopan. Saya rasa pelajar
yang berpakaian seperti itu hanya berpikir pendek. Sebagian hanya ingin
memamerkan tubuh mereka dan supaya dikenal oleh sekeliling mereka. Mereka tidak
berpikir akibat buruk yang ditimbulkan. Pelajar sekarang sudah biasa melakukan
hal-hal asusila mulai berciuman, ML, bahkan harus aborsi. Bahkan tidak
sedikit pelajar yang putus sekolah karenaMBA. Sangat disayangkan jika masa
depan yang cerah menjadi rusak karena kenikmatan sesaat.
Maraknya penerapan
pendidikan karakter di sekolah – sekolah sebagai upaya untuk menangulangi
kemerosotan moral dan tingkah laku anak bangsa dan remaja SMA pun dilakuakan.
Perbaikan demi perbaikan moral dan prilaku anak bangsa dan remaja SMA pun semakin
gencar dilakukan. Selamatkan anak bangsa dari kehancuran moral karena masuknya
budaya – budaya asing yang mengancam generasi muda.
1.2 Rumusan
masalah
1.
Apa sebab-sebab terjadinya penyimpangan Moral
tersebut ?
2.
Bagaimana Dampak yang ditimbulkan akibat Penurunan Moral ini ?
3.
Bagaimana upaya mengurangi atau bahkan
menghilangkan penyimpangan karakter tersebut?
4.
Bagaimana pengaruh penyimpangan karakter
ini pada prestasi siswa ?
5.
Bagaimana Fungsi dan tujuan Program 5S?
6.
Bagaimana nilai-nilai Moral di sekolah?
5
7. Faktor
apa yang mempengaruhi moral dan etika para pelajar?
8. Solusi
apa untuk mengatasi masalah penurunan moral dan etika?
9.
Bagaimana Etika di sekolah?
10.
Bagaimana program perencanaan etika dan
moral di sekolah menengah pertama?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
diri sendiri agar selalu meningkatkan moral saat dirumah, disekoh dan
dimasyarakat.
2. Untuk
para pelajar agar selalu membudayakan 5S dimana pun.
3. Untuk
orang tua agar mengajarkan tentang budaya ketimuran , 5S dan tingkah laku.
4. Mengembangkan
kebiasaan dan perilaku anak bangsa yang terpuji dan sejalan dengan Moral bangsa
Indonesia.
1.4 Metode
penulisan
1. Observasi.
2. Kajian
Pustaka.
3. Internet.
1.5 Manfaat
Penulisan
1. Hasil
Karya ini diharapkan menumbukan sifat yang sopan sesuai dengan moral bangasa
Indonesia bagi siswa SMPN 3 Tambun Utara.
2. Menambah
pengetahuan bagi Penulis dan pembaca serta agar para orang tua mengajarkan
tingkah laku anak yang mencerminkan budaya kesopanan dan etika saat berbicara.
3. Hasil
karya ilmiah ini di harapkan menjadi tolak ukur guru untuk meningkatkan perilaku
yang sopan bagi siswa.
6
1.6
Sistematika Penulisan
Kata Penghantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan
Masalah
Tujuan Masalah
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
Manfaat Penulisan
Bab II Isi atau Pembahasan
Bab III Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
7
BAB
II
PEMBAHASAN
Ø Pengertian
Etika Dan Moral
Ø
Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika
berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafatdapat disebut
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran. Pada dasarnya,etika membahasa tentang tingkah laku manusia.Tujuan
etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan
buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam
usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan
masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran
(kriteria) yang berlainan.Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan
dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi
berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika
memiliki sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut
baik dan buruk .
Ø Moral
Moral berasal dari bahasa latin
yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang
sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang
baik dan mana yang wajar.
Ø Contoh-contoh
perilaku penurunan moral
Ada
beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di negeri ini. Contoh
kecil saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang lupa beretika,
lupa menjaga sopan santun, tak mau saling tolong menolong, tak bertanggung
jawab, tidak tahu batas-batas pergaulan dan masih banyak lagi. Hal sekecil itu
saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang besar.Realitanya, banyak makelar
kasus, penggelapan pajak, korupsi, kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum
tak bertanggung jawab dan yang amat sangat memprihatinkan adalah perilaku
remaja Indonesia yang masih berada di usia sekolah.
8
Menurut
survey, pada tahun 2008 yang dilakukan di 33 provinsi di Indonesia sekitar 18.000
penduduk Indonesia terjangkit penyakit HIV dan AIDS, 63% remaja melakukan
hubungan seksual di luar nikah, 21% diantaranya melakukan aborsi dan sekitar
3,2 juta penduduk Indonesia adalah pemakai narkoba dan 1,1 juta diantaranya
adalah pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan inilah yang membuat
keadaan negeri ini semakin buruk.
Ø Sebab-sebab
penurunan moral
Orang
tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus orang pertama yang
memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih ada dalam kandungan.
Contohnya saja seorang ayah mengumandangkan adzan dengan lirih di telinga sang
anak ketika ia baru saja dilahirkan, itulah bekal awal untuk mengawali hidup
dengan kebaikan. Sedangkan, ketika sang anak hendak tidur, ibulah yang
menenangkan atau membacakan dongeng untuknya. Tidak hanya itu, ayah dan ibu
juga mengajari putra putrinya berjalan, berbicara dan mulai berkomunikasi
dengan orang lain. Dengan begitulah, orang tua memberi bekal utama dalam
megendalikan anaknya untuk menjadi anak yang baik.Namun, kenyataannya ada orang
tua yang belum mengerti bagaimana cara mengasuh anak dengan penuh cinta dan
kasih sayang. Buktinya, ada saja orang tua yang menitipkan anaknya kepada babby
sitter atau pembantu rumah tangga. Sehingga, anak tersebut mendapatkan
pendampingan tumbuh dan berkembang bukan dari orang tua yang sudah
berkeahlian mengurus anak dan tidak pula orang tua itu menjadi pendamping
terindah ketika anaknya tumbuh. Ada saja alasan yang dijadikan para orang tua
untuk memutuskan menitipkan anak kepada babby sitter. Salah satu alasan
andalannya adalah karena harus mencari nafkah untuk membiayai anak itu,
padatnya jam kerja dan lain sebagainya. Seharusnya tidak begitu. Boleh saja
bekerja, tanpa melupakan tugas utama sebagai orang tua.Ada pepatah bilang,
bahwa “segala sesuatu yang ditangani oleh orang yang bukan ahlinya, tunggulah
saat kehancurannya.” Berarti harusnya para orang tua harus memiliki kemampuan
dalam hal mengurus anak.Tidak hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak
dari orang tua dan lingkungan, menentukan kualitas kepribadian seorang
individu. Seseorang yang memiliki kepribadian lemah karena ia kurang mendapat
perhatian penuh dari orang tua, kurang rasa aman, sering dimanjakan.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat karena ia telah
mendapat perhatian penuh dari orang tua, kehangatan jiwa dan pemberian
pengalaman hidup dari orang tuanya.Peran kedua sebagai seseorang yang
mengembangkan karakter anak adalah guru. Sebagai seorang guru, hendaknya
memiliki kemampuan dalam mendidik siswanya terutama sering-sering mengecek
siswanya. Tidak hanya sekedar menghabiskan bab-bab pada buku pelajaran, sekedar
menyampaikan informasi atau mengejar target kurikulum.
9
Menurut
pengakuan salah satu siswa SMPN 3 Tambun Utara, ada saja penyakit guru yang
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas, diantaranya :
1.
Tidak punya selera mengajar
2.
Kurang memperkaya materi (lemah sumber)
3.
Kurang disiplin
4.
Asal masuk kelas
5.
Tidak bisa computer
6.
Kurang terampil
7.
Asal sampaikan materi, urutan tidak
akurat
8.
Di kelas diremehkan anak
Hal
yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu penghambatnya.
Peran
ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau bermain atau
bergaul. Anak bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat pengaruh luar.
Sehingga, sedini mungkin orang tua harus bisa menjaga anak-anaknya dari
pengaruh luar yang negative.
Ø Dampak
penurunan moral
1.
Banyak anak berperilaku anarkis
2.
Banyak anak tidak memiliki sikap yang
santun terhadap orang lain
3.
Tidak mau tolong menolong dengan sesame
4.
Tidak menghargai sesuatu
5.
Banyak terjadi pemberontakan yang
dilakukan anak terhadap orang tuanya
6.
Perubahan gaya hidup, mulai dari
nilai-nilai agama, social dan budaya
7.
Jati diri bangsa Indonesia luntur
Upaya meminimalisir
penurunan moral
1.
Bagi para orang tua, sebaiknya mulai
sekarang belajar bagaimana mengasuh anak yang baik dan benar dengan cara
mengikuti parenting education
2.
Lebih memperhatikan anak dan mendampingi
anak dalam situasi apapun
3.
Mengutamakan waktu bersama dengan
keluarga walaupun jam kerja padat
4.
Bagi para guru, sebaiknya mulai
menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam suatu mata pelajaran.
5.
Guru yang menjadi contoh dan panutan di
sekolah juga harus dapat memberi contoh yang baik kepada murid-muridnya,
seperti berpakaian rapi, berkata sopan, disiplin, perhatian kepada murid dan
menjaga kebersihan.
6.
Melakukan kegiatan-kegiatan rutin di
sekolah, seperti setiap hari senin melakukan upacar bendera, berdoa sebelum dan
sesudah pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru atau teman.
10
7.
Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik
secara spontan, misalnya menegur ketika siswa berteriak-teriak ketika proses
pembelajaran berlangsung
8.
Memuji perbuatan tepuji, misalnya
memperoleh nilai tinggi, membantu teman atu bahkan memperoleh prestasi dibidang
seni atau olahraga
9.
Sekolah sebaiknya mendukung program
pendidikan budaya ddan karakter bangsa dalam perwujudan misalnya toilet sekolah
yang bersih, bak sampah terletak di berbagai tempat dan kondisi sekolah yang
bersih.
10.
Sekolah sebaiknya membuat program 5S
yaitu sapa, senyum, sopan, salam, santun.
11.
Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya
dapat menyaring hal-hal yang baik menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi kita
Ø Pengaruh
penurunan moral terhadap prestasi belajar
Sebuah
penelitian yang sangat mengejutkan yang menyangkut kecerdasan seseorang dalam
meraih kesuksesan pernah dikemukakan oleh pakar kelas dunia, Daniel Goleman
yang menyatakan bahwa “80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya
(emotional quotient=eq), sedangkan 20% ditentukan oleh IQnya.” Disinilah
pembentukan karakter itu sangat berperan untuk meraih kesuksesan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa etika dan moral dapat dijadikan obat agar terjadi peningkatan
prestasi akademik pada siswa.
Ø Fungsi
dan tujuan moral dan etika
Fungsi
dan tujuan moral dan etika Berfungsi untuk:
1. mengembangkan
potensi dasar siswa agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.
2. memperkuat
dan membangun perilaku siswa yang multikultur.
3. meningkatkan
peradaban siswa yang kompetitif dalam pergaulan.
Ø Tujuan
Etika dan moral di sekolah
Tujuan
pendidikan karakter yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter , berakhlak
mulia dan berbudi luhur. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik
SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji
dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai moral , etika dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
11
Ø Nilai-nilai
Moral dan Etika di sekolah
Nilai- nilai di bawah ini belum
dilaksanakan secara optimal. Nilai – nilai moraldi SMPN 3 Tambun Utara seharusnya
seperti :
1
|
Religius
|
10
|
Semangat
Kebangsaan
|
2
|
Jujur
|
11
|
Cinta
Tanah Air
|
3
|
Toleransi
|
12
|
Menghargai
Prestasi
|
4
|
Disiplin
|
13
|
Bersahabat/Komunikatif
|
5
|
Kerja
Keras
|
14
|
Cinta
Damai
|
6
|
Kreatif
|
15
|
Gemar
Membaca
|
7
|
Mandiri
|
16
|
Peduli
Lingkungan
|
8
|
Demokratis
|
17
|
Peduli
Sosial
|
9
|
Rasa
Ingin Tahu
|
18
|
Tanggung
Jawab
|
Ø Nilai-nilai
Etika yang seharusnya dilaksanakan secara optimal di SMPN 3 Tambun utara
1
|
Salam
|
2
|
Sapa
|
3
|
Senyum
|
4
|
Sopan
|
5
|
Santun
|
Ø Proses
perencanaan pembentukan sikap etika di SMP 3 Tambun Utara
Seperti
bagan diatas, Program 5S serta Moral dan Etika dimulai dari membentuk
watak/karakter itu sendiri. Karakter meliputi : konsep moral, sikap moral,
perilaku moral. Pertama, harus membentuk konsep-konsep pendidikan karakter.
Karena sebelum membuat rencana,harus membuat konsepnya terlebih dahulu.
Selanjutnya,setelah menbuat konsep,kita harus menentukan sikap yang akan kita
lakukan. Setelah itu,melakukan sikap dengan perilaku atau perbuatan.Selanjutnya,
dalam membangun karakter seorang siswa, pihak sekolah perlu memperhatikan
aturan dan tata tertib yang berlaku. Di era globalisasi ini, banyak sekolah
yang sudah jarang sekali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila sehingga
hubungan antara guru dan siswa tidak begitu akrab. Begitu juga dengan banyaknya
siswa yang acuh tak acuh dengan keberadaan guru, tidak menghormati guru, dan
lain-lain. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu memperhatikan pembinaan sikap
dan karakter masing-masing siswa dengan cara membina dan meningkatkan
intelektualisme dan profesionalisme. Selain itu, pihak sekolah juga dapat
menerapkan nilai-nilai karakter pada siswa dengan membuat aturan dan tata
tertib yang dapat menumbuhkan karakter-karakter baik, misalnya dengan membuat
kantin kejujuran. Dalam hal ini, sekolah dapat menumbuhkan karakter kejujuran
pada setiap siswa.
13
Ø Menurunnya
etika dan moral di atas disebabkan oleh
beberapa faktor :
1.
Longgarnya pegangan terhadap agama .
Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat
dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal
simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.
Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah
kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat
pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan
peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan
dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika
orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya,
maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan
hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang
melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman
tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.
Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena
setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya
masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat
itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak
pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
2.
Kurang efektifnya pembinaan moral
yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat. Pembinaan
moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semsetinya
atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan
dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap
anak lahir, belum mengertyi man auang benar dan mana yang salah, dan belum tahu
batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa
dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral,
anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak
dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang
baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral
bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa
membiasakan hidup bermoral dari sejak keci. Moral itu tumbuh dari tindakan
kepada pengertian dan tidak sebaliknya. Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun
dapat mengambil peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik.
Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan
dan perkembangan mental dan moral anak didik. Di samping tempat pemberian
pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya
sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal,
moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk
menumbuhkan sikap moral yang demikian itu,
14
pendidikan agama diabaikan di
sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan
mungkin terhalang. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam
pembinaan moral.Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki
dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita.
Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral
anak-anak. Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda
sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan
lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi
pembinaan moral.
3.
Budaya yang materialistis, hedonistis dan sekularistis. Sekarang
ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang
anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi
obat-obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan
benda-banda tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal
yang dapat merusak moral. Namun gajala penyimpangan tersebut terjadi karena
pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan
tidak mengindahkan nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa
dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis
yang disalurkan melalui tulisan-tulisan,bacaan-bacaan, lukisan-lukisan,
siaran-siaran, pertunjukan-pertunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya
yang demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk
keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan
dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian diduga
termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para
remaja dan generasi muda umumnya.
4.
Belum adanya kemauan yang
sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan
(power), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum
menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakukan pembinaan
moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian
elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan
sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik
memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji
itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa
jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan
dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehiangan daya
efektifitasnya. Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin
memperparah moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang,
teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk
merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara
bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
5.
Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat
keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalau sudah
mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan
seks bebas.
15
6.
Himpitan ekonomi yang membuat para
remaja stress dan butuh tempat pelarian.
7.
Kurangnya pendidikan Agama dan
moral.
Ø Faktor-faktor di atas sebagian besar dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi. Dengan berkembang pesatnya teknologi pada zaman
sekarang ini, arus informasi menjadi lebih transparan. Kemampuan masyarakat
yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat menggangguetika dan moral remaja. Pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat masyarakat
melupakan tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah.
Ø Untuk mengatasi masalah ini, penulis memberikan beberapa
solusi :
1.
Untuk meghindari salah pergaulan,
kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat
berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak.
2.
Peran orang tua sangat penting dalam
pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama
sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak
kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap
anak.
3.
Memperluas wawasan dan pengetahuan
akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya
kebiasaan merokok. Orang-orang menganggap bahwa merokok
meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi
kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif
maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya
sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4.
Meningkatkan iman dan takwa dengan
cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
Ø Peran
guru dalam membentuk Etika siswa.
Selain guru mengajar dan mendidik
siswanya, prilaku dan tingkah laku guru biasanya ditiru oleh siswa. Perilaku
ini akan membentuk karakter siswa. Contohnya :
a. Guru
datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)
b. Guru
mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas
(contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli)
c. Berdoa
sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius)
d. Mengecek
kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)
e. Mendoakan
siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh
nilai yang ditanamkan: religius, peduli)
f. Memastikan
bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan:
disiplin)
g. Menegur
siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin,
santun, peduli)
16
Ø Penyimpangan
Moral pada siswa.
Meskipun guru telah mengajarkan
nilai-nilai Moral dan Etika yang baik kepada siswa, kadangkala siswa tidak
menuruti atau tidak mematuhi nilai karakter tersebut. Contohnya :
a. Siswa
tidak jujur ketika mengerjakan soal ujian.
b. Tidak
disiplin ketika mengikuti upacara bendera (tidak memakai atribut yang lengkap)
c. Tidak
bertanggung jawab terhadap kesalahan.
d. Bertengkar
karena suatu permasalahan (merupakan contoh siswa yang tidak cinta damai) .Dll.
Ø Upaya
mengurangi atau bahkan menghilangkan penyimpangan Moral dan Etika pada siswa
antara Lain:
a. Bagi
orang tua, sebaiknya lebih memperhatikan anaknya
b. Orangtua
mengutamakan waktu bersama dengan keluarga walaupun jam kerja padat
c. Bagi
para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu mata
pelajaran.
d. Guru
yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi contoh yang
baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan, disiplin,
perhatian kepada murid dan menjaga kebersihan.
e. Melakukan
kegiatan-kegiatan rutin di sekolah, seperti setiap hari senin melakukan upacara
bendera, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru
atau teman.
f. Mengkoreksi
perbuatan yang kurang baik secara spontan, misalnya menegur ketika siswa
berteriak-teriak ketika proses pembelajaran berlangsung.
g. Melaksanak
Program 5S di sekolah agar para pelajar dapat selalu beretika dengan baik serta
memiliki moral yang bagus pula.
h. Memuji
perbuatan yang baik , misalnya memperoleh nilai tinggi, membantu teman atu
bahkan memperoleh prestasi dibidang seni atau olahraga.
i.
Sekolah sebaiknya mendukung program
pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam perwujudan misalnya toilet sekolah
yang bersih, bak sampah terletak di berbagai tempat dan kondisi sekolah yang
bersih.
j.
Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya
dapat menyaring hal-hal yang baik menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi
kita.
Ø Cara
menumbuhkan pendidikan berkarakter pada jati diri siswa.
a. Dibekali
dengan ilmu pengetahuan
b. Meningkatkan
motivasi siswa dalam meraih prestasi.
c. Memberi
ruang kepercayaaan pada diri bahwa karakter yang tidak baik bisa diubah
menjadi karakter yang baik.
d. Antara
siswa dengan guru sering berinteraksi,di dalam kelas maupun di luar kelas.
e. Berani
mengakui kesalahan dan mau berubah.
f. Harus
menyelesaikan setiap persoalan yang masih belum terselesaikan.
15
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Etika Dari segi etimologi (ilmu
asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafatdapat
disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran. Pada dasarnya,etika membahasa tentang tingkah laku manusia.
2.
Moral berasal dari bahasa latin yakni
mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang sesuai
dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan
mana yang wajar.
3. Perilaku
siswa tergantung dari didikan orang tua dan guru
4. Pendidikan
berkarakter akan membentuk siswa berbudi luhur.
Saran
1. Untuk
Sekolah SMPN 3 Tambun Utara agar tetap melaksanakan program 5S.
2. Untuk
Sekolah lain agar membuat program perencanaan moral dan etika dengan
menggutamakan kennyamanan pelajar dan orang tua murid.
3. Hendaknya
penanaman nilai-nilai moral dan etika di sekolah harus dilaksanakan secara
optimal oleh semua warga sekolah.
4. Hubungan
kerjasama/timbal balik antara Kepala sekolah-Guru,Guru-Siswa,Guru-Orang tua
lebih ditingkatkan lagi.
5. Dan
setiap sekolah khususnya SMP Sederajat di kota bekasi agar membudayakan 5S di
setiap sekolah
16
DAFTAR PUSTAKA
17
kenapa tulisannya gak seakalian putih aja?
BalasHapus